Selasa, 29 Maret 2011

Hikayat Bunga Kemuning

“Ibu,aku ingin rumah baru”, saat itu ibunya sedang tidur siang. Ibu menatap Riri dengan heran
“Ada apa Riri Sayang?”, tanya ibu.
“Aku ingin rumah baru bu, rumahku sudah berlubang,lihatlah bu”.
“Rumah mu masih bagus koq”, kata ibu.
“Tapi aku tidak mau bu punya rumah yang sudah berlubang begini”, lanjut Riri.
Dengan tersenyum dan mengerti maksud Riri, ibu menjawab, “Ayo kita cari di tepi pantai”.  Di tepi pantai banyak sekali rumah-rumah bekas yang di tinggal kan oleh yang terdahulu, ada yang masih bagus dan ada juga yang telah hancur.“Kamu ingin rumah yang seprti apa?”, tanya ibu.
“Aku ingin rumah yang seperti Haro, rumahnya bagus dan berkilau bila terkena sinar matahari”, pinta Riri. Kemarin Haro, teman Riri baru saja mengganti rumah lamanya dengan rumah baru yang bagus dan berkilau jika terkena sinar matahari. Rumah Haro membuat iri banyak teman-temannya.
“Aku juga ingin rumah yang seperti fifi rumah nya sangat luas”, pinta Riri lagi. Ibu hanya tersenyum mendengar pinta riri yang begitu banyak.
“Bagaimana dengan rumah yang ini?”, kata ibu sambil menunjukkan rumah yang ditemukan.
“Ya ya seperti ini, aku mau yang ini rumah sama persis dengan rumah Haro”, kata riri dengan senangnya. Lalu Riri mencoba memasukkan tubuhnya ke dalam rumah baru yang berkilau ketika terkena sinar matahari.
“Hei, siapa itu enak saja masuk ke rumahku”, kata sang pemilik rumah yang bagus itu.
“Maaf pak,saya tidak sengaja”, Riri meminta maaf kepada sang pemilik rumah.
“Rumah bagus pasti sudah berpemilik ya bu?”, tanya riri kepada ibu nya.
“Bagaimana dengan rumah yang bagus ini?”, tanya ibu sambil menunjuk ke rumah yang besar.
“Ya aku ingin rumah yang ini”, sorak Riri. Lalu Riri mencoba memasukan tubuhnya.
“Terlalu besar untukku bu”, kata riri sedih.
“Bagaimana dengan yang ini nak?”, tanya ibu.
“Rumah ini mirip dengan rumah Fifi”, kata riri senang lalu ia mencoba memasukan tubuhnya.
“Lihat bu, ada lubang di belakang rumah ini”, keluh riri penuh kecewa. Lalu ia melihat rumah yang berwarna kuning yang bagus.
“Bu aku mau yang ini”, pinta Riri. Riri pun memasukkan tubuhnya ke rumah baru temuannya.
“Di dalam ini begitu nyaman, tidak kepanasan, tidak kedinginan.”
Lalu tiba-tiba ibu tertawa menggelogar. “kenapa ibu tertawa?”, tanya Riri dengan heran. Ibu masih saja tertawa tak henti.
“Itukan rumahmu yang dulu,lihat ada lubang kecil di atas rumahmu.”
“Memang ya bu rumah kita memang paling nyaman ya bu.”, jawab Riri sambil tersipu malu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar